Mendidik anak di era
milenial memang sungguh sangat tidak mudah. Hal ini dapat kita rasakan
sebagai orang tua yang terkadang kebingungan menghadapi anak-anak kita. Siapa orangtua yang tak menginginkan agar anak-anak kita sukses menjadi orang hebat dan terjamin masa depannya. Tentu saja, kita semua menginginkan kesuksesan anak-anak kita....
Kita merasakan, betapa cara
mendidik anak itu tidak mudah. Dibilang gampang, ya bisa saja, jika kita mendidik anak alakadarnya. Dibilang susah karena ternyata mendidik anak
tidak hanya dibutuhkan kemauan saja dalam mendidik anak, Tapi juga butuh ilmu dan keterampilan, salah satunya
adalah kemampuan bersikap tegas pada anak kita sendiri. Banyak orang tua nggak tega, akhirnya anak dimanja
sedemikian rupa. Ketika dikatakan memanjakan, banyak orangtua yang nggak terima, sebab perasaannya biasa-biasa saja. Ada orang tua yang sibuk dengan pekerjaan dan karirnya. Maka anak dimanjakan dengan uang jajan yang
besar. Dalam pemikirannya, dengan uang yang besar itu bisa menyelesaikan masalah.
Beri Target Maksimal Uang Jajan Perhari
Uang jajan besar diberikan sebagai kompensasi sibuknya orang tua, sehingga anak terbengkalaikan. Anak biasanya diurus oleh pembantu, sanak family, atau nenek/kakek yang tentu saja berbeda visi, cara dan metode mendidik anak. Disamping diberi jajan yang besar, seluruh keinginan anak itu dibelikan main-mainan sehingga anak merasa sangat mudah mendapatkan apapun yang dia
mau dari orangtuanya. Kalau orang tua tidak punya uang, sering terjadi anak merengek sampai menjerit-jerit
bahkan di hadapan banyak orang. Karena tak enak, sambil bersungut-sungut, biasanya orang tua memberikan keinginan anak walaupun dalam kondisi memprihatinkan. Dalam kondisi seperti itu sebaiknya orangtua bersikap tegas, jika memang uang lagi nggak ada, atau anak sudah jajan dengan kadartertentu yang kita tetapkan, sudahi, biarkan ia merengek atau meraung-raung menangis. Berikat isyarat bahwa sebagai orang tua kita dapat bertindak tegas, Tegas ya dan bukan keras, tidak boleh memukul apalagi sampai menyakiti dan membuat luka anak kita. Jadi beda ya antara tegas dan keras.
Beri Waktu Kapan Anak bisa Menggunakan HP/Smartphone
Persoalan umum kita para orangtua, di era
generasi milenial adalah banyaknya para orang tua memberikan anaknya HP dari mulai
pagi sampai sore, bahkan sampai malam tanpa batasan. Ada banyak persoalan jika anak diberikan HP/Smartphone tanpa batas :
1. Anak akan kecanduan
game
2. Anak menjadi asik dengan dirinya sendiri dan introvert, tidak bisa bergaul dan bahkan menjadi asosial
Kami biasanya hanya memberikan
anak HP itu hanya hari Sabtu dan Minggu saja, itupun hanya satu atau dua
jam Setelah itu tidak boleh lagi, anak harus belaja, harus bermain, dan biarkan bermain di luar bersama teman-temannya.
Tegas Melarang Merokok dan Berkata Kasar
Saat anak mulai memegang-megang rokok, maka larang saat itu juga. belajar merokok ini adalah sumber
masalah pertama. Sering tejadi, dari roko menjadi awal pertama kecanduan, selanjutnya bisa masuk dunia narkoba yang mengerikan. Lalu pergaulan dengan teman dijaga jangan sampai salah pergaulan. Sebaiknya anak jangan pernah dibiasakan untuk modok atau menginap di rumah teman. Lama-lama diluar kontrol dnakendali kitaterjerumus pada dunia mabuk-mabukan atau minuman keras. Kalau sudah begitu, tinggal orang tua stress menghadapinya. Lama-lama anak berani menjual barang sendiri dna mengambil barang orangtua, teman ataupun orang lain, memalak dan memeras sampai menjambret dan masuk dunia kriminal. Mudah-mudahan anak-anak kitaterhindar dari hal tersebut dna menjadi anak sholeh-sholehah.
Satu hal lagi, biasakan kita sebagai orang tua danseluruh keluarga di rumah, berbicara dengan santun dan tidak berkata kasar, tidak kasar menyebut nama hewan seperti kata "anjing' dan lain sebagainya. Kedua orangtua juga saling menghargai di rumah. Jika terjadi pertengkaran antara suami istri, usahakan jangan berttengkar di depan anak-anak.
Terkahir, masukkanlah anak-anak kita ke Pesantren/Sekolah yang juga memberikan pendidikan karakter terbaik buat siswa siswi. di Rumah, Berikan ketegasan dan keteladanan, sebab pendidikan terbaik adalah keteladanan kita orangtua kepada anak-anaknya. Salam Sukses dan Bahagia, semoga....!
Alimudin Garbiz
Garut, 21 Februari 2019
Belajar Banyak Hal dari setiap Serpihan Kehidupan yang Kita Lalui dan Dapatkan
Wednesday, February 20, 2019
Monday, February 18, 2019
Bahagia Itu Sederhana
Hampir semua kita pasti menginginkan bahagia. Sebab bahagia merupakan tujuan hidup kita semua. Siapa yang tak ingin bahagia ? pasti semua menginginkannya. Persoalannya apa definisi bahagia. Kata yang mudah diucapkan, namun sangat sulit didefinisikan. Masing-masing orang akan berbeda pendapatnya. Kebahagiaan sering dihubungkan dengan banyaknya uang atau harta, status, jabatan, strata sosial, wibawa dan yang lainnya.
Banyak orang yang merasakan tak bahagia, sebab sampai saat ini belum mendapatkan jodoh. Ada yang bersedih karena diputusin pacar atau kekasih. ada yang sedih karena berpisah. Ada yang sedih karena tak punya anak, bertahun-tahun menikah belum juga dipercaya dikaruniai anak. Ada yang sedih karena banyak anak, sedangkan untuk biaya hidupnya kembang kempis banting tulang tak cukup-cukup. Sampai-sampai ada satu keluarga yang bersama-sama bunuh diri karena menghadapi kerasnya kehidupan yang bagi sebagian orang dianggap tak ramah ini, naudzubillah....!
Mungkin ada yang berpendapat, bahagia itu ketika banyak uang, sebab dengan banyak uang akan tercapai segala keinginan. Siapa sih hari gini yang tak butuh uang. Pasti semuanya perlu uang, mau makan pake uang, mau tidur pake uang, mau mandi pake uang, sebab rata-rata kebutuhan hidup dan peralatan kita untuk melakukan sesuatu pasti pake uang. Bisa jadi, kita memang butuh uang, tapi tak berarti segala sesuatu bisa diselesaikan dengan uang.
Ada juga kebahagiaan itu ketika punya jabatan tinggi karir sukses. di Kantor menjadi pejabat yang disegani banyak orang, berwibawa dan seluruh kata-katanya diikuti semua orang. Atau menjadi terkenal dna publik pigur, yang ketika kita kemana saja orang berebut ingin berselfie ria dengan kita.
Mungkin kita bahagia sekali ketika lulus sidang, diwisuda danmendapatkan gelar mentereng dari Perguruan Tinggi tempat kita menimba ilmu dan mendapat gelar akademik. Pertanyaan sederhana yang layak kita tanyakan pada diri sendiri,apa kontribusi kita untuk masyarakat dimana kita bergaul di dalamnya dan bersama-sama. Dengan gelar tersebut, apa yang kita berikan pada bangsa dan negara ini, minimal sebatas yang kita mampu. Mudah-mudahan kita bisa melakukannya.
Bahagia itu ketika kita bisa berbagi dengan sesama, berbagi dengan pengemis, dengan pengamen, dengan naak jalanan, atau berbagi di lingkungan sekitar kita. berbagi rezeki, berbagi ilmu dan berbagi kebahagiaan. Bukan persoalan besar kecilnya yang kita berikan, namun seberapa ikhlas kita dan sungguh-sungguh melakukannya.
Bagi anak-anak, bahagia itu sederhana, ketika mereka bisa bermain kelereng, petak umpet dan mendapatkan mainan sesuai yang diinginkannya. Bahagia itu sederhana, ketika kita masih bisa menggendong bayi, mendengarnya belajar bicara dengan terbata-bata dan menikmati senyum manisnya....
Berbahagialah ketika kita punya keluarga yang sederhana namun hebat. bisa saling mengerti dan berbagi dalam tangga kehidupan yang kita daki. Berbahagia punya anak-anak yang sehat dan cerdas. Bahagia dikarunia keluarga yang sakinah mawaddah warohmah. Keluarga yang saling merindukan dan mencintai, taat beribadah dan selalu taqarrub ilalah (mendekatkan diri kepada Allah) dengan ibadah-ibadah ritual dna sosial.
Bahagia saat ini sederhana, merunduk pada Tuhan, merasakan semua anugerah yang telah dilimpahkannya pada kita, mata yang masih dapat kita buka dan pejamkan, jari-jari yang masih bisa mengetik, tangan yang masih bisa menggenggam, kaki yang masih bisa melangkah, telinga yang masih bisa mendengar, dan seluruh pancaindra yang masih bisa kita pergunakan. dankita masih bisa diberi umur untuk melangkah dnamelakukan yang terbaik, sebagai amal kita di akhirat kelak. Lakukanlah apa kita bisa, lakukanlah semampu kita,lakukanlah saat ini, tak perlu menunggu, mari kita mulai dari mana kita bisa memulai. Bahagia itu dari hati kita yang merasakan semua anugerah yang Tuhan berikan.
Ada Banyak Sumber Kebahagiaan yang diberikan Tuhan
Yang terkadang kita tak menyadarinya
Terima kasih ya Allah, atas semua anugerah kehidupan yang Kau Berikan
Terima kasih atas kesempatan yang Engkau Berikan
Terima kasih atas semua tantangan kau berikan, sehingga kami menjadi pemberani
Terima kasih atas ujian yang diberikan, sehingga kami bisa meningkat derajat lebih tinggi
Terima kasih atas anugerah-Mu memberikan bibir ini masih bisa tersenyum
Terima kasih, segala puji bagi-Mu Yaa Rabb....
Garut, 19 Februari 2019
Alimudin Garbiz
Banyak orang yang merasakan tak bahagia, sebab sampai saat ini belum mendapatkan jodoh. Ada yang bersedih karena diputusin pacar atau kekasih. ada yang sedih karena berpisah. Ada yang sedih karena tak punya anak, bertahun-tahun menikah belum juga dipercaya dikaruniai anak. Ada yang sedih karena banyak anak, sedangkan untuk biaya hidupnya kembang kempis banting tulang tak cukup-cukup. Sampai-sampai ada satu keluarga yang bersama-sama bunuh diri karena menghadapi kerasnya kehidupan yang bagi sebagian orang dianggap tak ramah ini, naudzubillah....!
Mungkin ada yang berpendapat, bahagia itu ketika banyak uang, sebab dengan banyak uang akan tercapai segala keinginan. Siapa sih hari gini yang tak butuh uang. Pasti semuanya perlu uang, mau makan pake uang, mau tidur pake uang, mau mandi pake uang, sebab rata-rata kebutuhan hidup dan peralatan kita untuk melakukan sesuatu pasti pake uang. Bisa jadi, kita memang butuh uang, tapi tak berarti segala sesuatu bisa diselesaikan dengan uang.
Ada juga kebahagiaan itu ketika punya jabatan tinggi karir sukses. di Kantor menjadi pejabat yang disegani banyak orang, berwibawa dan seluruh kata-katanya diikuti semua orang. Atau menjadi terkenal dna publik pigur, yang ketika kita kemana saja orang berebut ingin berselfie ria dengan kita.
Mungkin kita bahagia sekali ketika lulus sidang, diwisuda danmendapatkan gelar mentereng dari Perguruan Tinggi tempat kita menimba ilmu dan mendapat gelar akademik. Pertanyaan sederhana yang layak kita tanyakan pada diri sendiri,apa kontribusi kita untuk masyarakat dimana kita bergaul di dalamnya dan bersama-sama. Dengan gelar tersebut, apa yang kita berikan pada bangsa dan negara ini, minimal sebatas yang kita mampu. Mudah-mudahan kita bisa melakukannya.
Bahagia itu ketika kita bisa berbagi dengan sesama, berbagi dengan pengemis, dengan pengamen, dengan naak jalanan, atau berbagi di lingkungan sekitar kita. berbagi rezeki, berbagi ilmu dan berbagi kebahagiaan. Bukan persoalan besar kecilnya yang kita berikan, namun seberapa ikhlas kita dan sungguh-sungguh melakukannya.
Bagi anak-anak, bahagia itu sederhana, ketika mereka bisa bermain kelereng, petak umpet dan mendapatkan mainan sesuai yang diinginkannya. Bahagia itu sederhana, ketika kita masih bisa menggendong bayi, mendengarnya belajar bicara dengan terbata-bata dan menikmati senyum manisnya....
Berbahagialah ketika kita punya keluarga yang sederhana namun hebat. bisa saling mengerti dan berbagi dalam tangga kehidupan yang kita daki. Berbahagia punya anak-anak yang sehat dan cerdas. Bahagia dikarunia keluarga yang sakinah mawaddah warohmah. Keluarga yang saling merindukan dan mencintai, taat beribadah dan selalu taqarrub ilalah (mendekatkan diri kepada Allah) dengan ibadah-ibadah ritual dna sosial.
Bahagia saat ini sederhana, merunduk pada Tuhan, merasakan semua anugerah yang telah dilimpahkannya pada kita, mata yang masih dapat kita buka dan pejamkan, jari-jari yang masih bisa mengetik, tangan yang masih bisa menggenggam, kaki yang masih bisa melangkah, telinga yang masih bisa mendengar, dan seluruh pancaindra yang masih bisa kita pergunakan. dankita masih bisa diberi umur untuk melangkah dnamelakukan yang terbaik, sebagai amal kita di akhirat kelak. Lakukanlah apa kita bisa, lakukanlah semampu kita,lakukanlah saat ini, tak perlu menunggu, mari kita mulai dari mana kita bisa memulai. Bahagia itu dari hati kita yang merasakan semua anugerah yang Tuhan berikan.
Ada Banyak Sumber Kebahagiaan yang diberikan Tuhan
Yang terkadang kita tak menyadarinya
Terima kasih ya Allah, atas semua anugerah kehidupan yang Kau Berikan
Terima kasih atas kesempatan yang Engkau Berikan
Terima kasih atas semua tantangan kau berikan, sehingga kami menjadi pemberani
Terima kasih atas ujian yang diberikan, sehingga kami bisa meningkat derajat lebih tinggi
Terima kasih atas anugerah-Mu memberikan bibir ini masih bisa tersenyum
Terima kasih, segala puji bagi-Mu Yaa Rabb....
Garut, 19 Februari 2019
Alimudin Garbiz
Subscribe to:
Posts (Atom)
Link-link Penting Alimudin, S.Pd.I, M.Ud
1. Panduan Validasi Hasil Visitasi Akreditasi BAN PDM Tahun 2024 : https://docs.google.com/presentation/d/1Xc5CD3VA6pqUM2lxFN53lVtuPbw8PWFM/...
-
Banyak pasangan berpacaran bertahun-tahun tapi tak nikah-nikah. Dengan berbagai alasan mereka tak berani memutuskan untuk segera menikah. ...
-
Sebagai Pengelola Lembaga PAUD KB TK, SPS atau yang lainnya, kita Setiap Semester diharuskan untuk membuat pengajuan berupa Proposal BOP a...
-
Saat ini, Kementrian Pendidikan mengadakan Program Guru Penggerak. Salah satu persyaratannya adalah kita diharuskan membuat Surat Komitmen M...